Beranda | Artikel
Keistimewaan Adzan dan Iqamah
Selasa, 28 Desember 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

Keistimewaan Adzan dan Iqamah ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 23 Jumadil Awal 1443 H / 27 Desember 2021 M.

Download kajian sebelumnya: Shalat Yang Diperbolehkan Pada Waktu Terlarang

Hakikat adzan dan Iqamah

Adzan dalam bahasa artinya adalah الإعلام (pengumuman atau pemberitahuan). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ …

“Umumkan kepada manusia untuk berhaji…” (QS. Al-Hajj[22]: 27)

Itulah makna adzan dalam bahasa, yaitu pengumuman atau pemberitahuan.

Adapun hakikat adzan dalam istilah syariat adalah:

التعبد للهِ بالإعلام بدخول وقت الصلاة بذكر مخصوص

“Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengumumkan masuknya waktu shalat dengan dzikir/bacaan khusus.”

Adapun iqamah dalam bahasa adalah bentuk masdar dari أقَامَ – يُقِيْمُ yang artinya menjadikan sesuatu berdiri atau menjadikan sesuatu lurus. Iqamah dalam bahasa Arab juga bermakna النداء (panggilan).

Iqamah dalam istilah syariat berarti:

التعبد لله بالإعلام بالقيام للصلاة بذكر مخصوص

“Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengumkan didirikannya shalat dengan dzikir/bacaan khusus.”

Keistimewaan adzan dan Iqamah

Ibadah adzan merupakan ibadah yang sangat istimewa di dalam Islam. Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan betapa istimewanya ibadah adzan ini. Di antara yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

“Apabila panggilan shalat dikumandangkan, maka setan akan lari terbirit-birit sampai terkentut-kentut, dia lari jauh sampai tidak mendengar adzan lagi. Apabila adzan sudah selesai maka setan pun kembali datang. Dan ketika iqamah dikumandangkan maka setan lari lagi. Sampai ketika iqamah sudah selesai dikumandangkan setan pun kembali lagi untuk memberikan bisikan kepada orang yang menjalankan shalat seraya berkata: ‘Ingat ini, ingat itu’. Sampai akhirnya orang yang shalat tersebut tidak tahu sudah berapa rakaat dia shalat.” (HR. Bukhari)

Inilah cara setan menggoda manusia, yaitu digoda dengan sesuatu yang memberikan manfaat untuk manusia. Tapi tujuannya bukan manfaat itu, tujuannya adalah untuk merusak sesuatu yang jauh lebih baik dari manfaat itu. Mengingat sesuatu itu bermanfaat bagi manusia, tapi rusaknya kekhusyukan dalam shalat adalah kerusakan yang jauh lebih besar daripada manfaat yang diberikan oleh setan.

Maka waspada dengan godaan-godaan setan. Karena terkadang setan menggoda dengan manfaat. Tujuannya untuk menjerumuskan manusia ke jurang kebinasaan yang besar, bahkan lebih besar daripada manfaat yang didapatkan oleh manusia.

Seperti orang yang memberi umpan. Umpan yang diberikan itu manfaat bagi ikan, tapi manfaatnya sedikit. Setelah terkena umpan tersebut maka ikannya bisa ditangkap.

Saksi baik bagi muadzin

Menit ke-21:58 Dalil kedua yang menunjukkan betapa istimewanya syariat adzan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu. Beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidak ada yang mendengar suara muadzin mengumandangkan adzannya, baik itu dari bangsa jin atau bangsa manusia atau sesuatu apapun itu, kecuali nantinya pada hari kiamat dia akan menjadi saksi baik untuknya.” (HR. Bukhari)

Maksud dari hadits ini adalah bahwa jin, manusia dan apapun yang sampai kepadanya suara adzan, maka semua dari hal tersebut akan menjadi saksi baik bagi orang yang mengumandangkan adzan. Ini sesuatu yang sangat istimewa. Karena di hari kiamat nanti kita sangat membutuhkan pembelaan di dalam amal-amal kebaikan. Kita butuh saksi-saksi yang mempersaksikan bahwa kita adalah orang yang pernah melakukan kebaikan.

Menjadi rebutan

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

“Seandainya manusia tahu keutamaan yang sangat istimewa dalam ibadah adzan dan berada di shaf pertama dalam shalat berjamaah, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan undian, maka mereka akan melakukan undian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Keistimewaan Adzan dan Iqamah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51235-keistimewaan-adzan-dan-iqamah/